JAKARTA, - Satuan Reserse Kejahatan Polres Bintan saat ini tengah membikin telaah guna menindaklanjuti ihwal perampokan disertai dengan penyekapan di Universitas STAIN Sultan Abdurrahman di Jalan Lintas Barat, Km 18, Kecamatan Toapaya.


Baca JugaPegawai Honorer Kota Sabang Diringkus Polisi, Hendak Jual Sabu


Kapolres Bintan, AKBP Tidar Wulung Dahono, menyampaikan hal perampokan itu terkabul dengan tindak kezaliman dan modus perusakan.

Abdi selesai terima siaran dan Reskrim serta karyawan yang lain pecah datangi dan olah TKP," ujarnya, Jumat (10/6).


Untuk setelah itu kepolisian polos menyelesaikan penelitian dan evaluasi serta tindak lanjuti dengan pengejaran pelaku.

Lagi kita riksa saksi-saksi dan umpan dan refleks zat lidik ndan," katanya.

Informasi yang diperoleh di lapangan, penggarap perampokan berjumlah lebih dari 5 orang dan membawa senjata tajam. Mereka menguntukkan masker dan sebo dan Sontak masuk lewat pintu gerbang belakang Gedung Utama STAIN Sultan Abdurrahman.

Setelah itu, kawanan pemeras itu mengaku dari pihak kepolisian maka setengah sasaran percaya. Namun kawanan itu refleks berulah mendatangkan kezaliman dengan menyekap sebanyak korban.

Sementara, sasaran yang disekap seluruh 6 orang. Di antaranya Security dua orang adalah Bambang dan Deva serta rekan Security Hafis, Guru besar Tedy, dan Murid Zulfan.

Salah seseorang Sasaran, Hafis menuturkan lima orang yang memanfaatkan sebo dan masker masuk dan mengesahkan dari pihak kepolisian. Lalu menugasi ia bersama tiga rekan yang lain kumpul.


"Disitu hamba disuruh menghimpun Hp lalu dompet. Selanjutnya beta di perintah ke pantri Tungku( ujar Hafis.

Pernah dia bersama rekannya dikumpulkan di dalam Perbaraan. Kawanan penodong itu menodong segenap membisu dan jangan melawan.

Selanjutnya kawanan pencopet menambatkan kaki dan tangan Seumumnya. Lalu mulut disumpal dan dilakban serta kepala ditutup cadar atau jeket.


Beta disekap di Kompor. Kaki dan tangan diikat. Mulut disumpal dan kepala ditutup," katanya.

Pemimpin Prodi Komunikasi Warawara Islam, Abdul Rahman, mengujarkan komplotan pemeras itu masuk lewat lapangan belakang Universitas. Lalu mencampuri gapura belakang Gedung Utama yang tidak sembunyisembunyi karena murid dan sekuriti tinggal beraktivitas.

Di sana, kawanan pemeras ini masuk dan menakut-nakuti kaum sasaran untuk meneruskan gawai. Setelah itu, memasukkannya gawai sekitar mangsa ke dalam bak bunting air.

4 orang di tempat itu setelah itu disekap di dalam pantri. Seterusnya kawanan pencopet itu menuju ke lantai 3. Di sana ada 2 orang merupakan anak didik dan guru besar yang bersahaja menutup sertifikat untuk kegiatan.

Penodong itu menokok pintu gerbang yang didalamnya ada murid dan Guru besar. Masa itu pun siswa refleks mencetuskan pintu gerbang dan refleks ditendang Perampas. Lalu keduanya disekap di dalam lokasi istirahat Guru besar, ucapnya.

Pernah persoalan itu, kawanan perampas kabur. Setelah itu salah seseorang sasaran melaporkan ajal ini ke pihak Universitas. Setelah itu keadaan ini dilaporkan ke polisi.


Selesei awak baru tahu server CCTV yang ketahuan hilang dibawa pencopet itu. Sekiranya barang yang lain beta belum tahu," tutup Rahman.

Post a Comment